Journal : "The Written Journey"

Buku ini aku beli pas lagi kalap di Gramedia kemarin (bisa baca postku "Kalap"). Yups. Beli karena ada diskonan dan emang lagi pengen belajar bahasa Inggris. Jadi setelah baca versi Indonesia-nya, aku bakal baca versi Inggris-nya. Nah ada yang unik sih buat pengalaman baca kali ini. Karena aku "baca barengan" sama temen, jadi aku baca "Pasung Jiwa" dan temenku baca "Bound" dalam waktu bersamaan. Kami berencana buat diskusi tentang topik di buku ini setelah masing-masing selesai baca. Dan yaa, ternyata aku yang selesai baca duluan, yeayy. Sebenernya nggak pengen spoiler sih, tapi kebosanan ini membuatku pengen nulis konten dan review buku ini salah satunya, biar nggak keburu lupa sama isinya.  Kalau dilihat dari judulnya, "Pasung Jiwa", serta di bawah judul ada tulisan "Apa Itu Kebebasan?" kemungkinan besar isi topiknya tentang suatu hal yang mengekang, membatasi, atau melarang terhadap sesuatu. Buku ini juga telah ...

Kadang atau bahkan seringkali kita tak mendapatkan apa yang diinginkan, yang sudah direncanakan matang-matang. Namun juga, kadang kita mendapatkan suatu hal di luar dugaan, yang sebelumnya tak pernah diperkirakan. Saat apa yang kamu inginkan, malah didapatkan oleh orang lain. Sedih, kecewa, menyalahkan diri sendiri dan sebagainya itu pasti ada. Tapi itu semua juga tak kan mengubah segalanya. Lupakah kau dengan segala yang sudah kau capai? Segala yang sudah kau dapatkan tapi kau tak bersyukur menerimanya? Bahkan orang lain pun iri dengan apa yang kau miliki. Tapi dirimu sendiri malah tak mau mensyukuri.  Memang dasar manusia. Sudah mendapat suatu hal, masih saja menginginkan hal lain yang bukan miliknya. Meskipun rencana sudah tertata, ada plan A, plan B, plan C, jika Allah menghendaki yang lain, "Kun" maka jadilah. Yang perlu dilakukan sekarang adalah terus menjaga komitmen untuk bisa menyelesaikan apa yang sudah dimulai. Walaupun awalnya ini bukan keinginanmu, tapi toh ...

Foto ini diambil lama sebelum hari ini Hari ini lagi lelah banget habis ngukur BM di pinggir jalan. Yaah, walaupun cuma nunggu alat, tapi nggak tau lah ngerasa capek aja. Jangan-jangan cuma pikiranku yang membuat semua ini melelahkan, padahal enggak. Hmm..  Pulang seperti biasa, naik BRT, karena nggak bareng sama sobatku yang rumahnya searah. Rada kesel sih kali ini. Pas lagi capek, lelah, letih, lesu, malah nggak dapet tempat duduk. Terpaksa deh berdiri gelantungan sama banyak orang. Bawaanku rempong lagi, soalnya juga bawa helm.  Di tengah keramaian dan raut wajah melelahkan tiap orang dalam bus ini, ternyata masih kujumpai orang baik nan ramah. Saat BRT tiba-tiba nge-rem mendadak, otomatis tubuhku berguncang dan helm yang kubawa hampir kena wajah mbak yang duduk di depanku. Aku udah rada takut karena mbaknya keliatan kesel, tapi pas aku bilang maaf, "Maaf ya Mbak". Dia jawab nggak papa sambil senyum. MasyaAllah, senyumnya jadi bikin aku nggak takut lagi. Tr...

Setelah lelah pulang dari luar kota sekitar sejam, aku memutuskan tetep dateng ke acara LPJ salah satu organisasi yang telah memberi amanah di pundak. Yaa sebenernya karena acara belum usai dan aku masih sempat buat mampir sih, jadi aku tetep dateng meskipun udah izin nggak hadir sebelumnya.  Pas lagi duduk, adek yang satu bidang sama aku ngasihin tuh Teh yang ada di foto atas, katanya dari Abang (yang notabene Kabid juga di bidangku). Alhamdulillah, ada yang ngasih apresiasi atas kehadiranku. Yaa walaupun tetep capek, hal yang keliatannya sepele kayak gitu bisa memunculkan semangat lhoo. Karena acara selesai malem, hujan nggak kunjung reda, dan lelah yang mendera, rasanya mager pulang. Trus aku berencana nginep sekalian ngerjain tugas sama partnerku (cewek ya ini... wkwk).  Esok paginya masih ada agenda, di acara berbeda dan organisasi yang beda pula. Kalau kemarin malem LPJ, mengakhiri masa kepengurusan, dan mempertanggung jawabkan apa yang telah dilakukan. Pagi ...

I think, today is the worst day in this term . Tiap Senin emang ada kelas pagi, masuk jam 7.30 WIB. Seperti biasa, aku sampe halte sekitar 6.30 WIB (udah sejam sebelum kelas kan). Sabar banget menanti BRT yang belum muncul, udah 15 menit alhamdulillah keliatan di ujung jalan yang macet, so jalannya selow sangat walau udah keliatan mata. Tapi ini udah telat 15 menit (ya, krn perkiraan otw sejam, jd klo mundur naiknya ya mundur juga sampenya). Aku panik, bingung mau gimana. Mau naik ojol tapi gapunya aplikasinya di HP, lagipula ini macet, jd pasti nunggu lama. Kalau mau install aplikasi, kuota ku nggk cukup. Trus pas telpon Mbak yang biasa anter jemput, dia nggak jawab samasekali. Centang satu wa nya. Aku memutuskan buat beli pulsa 5.000 ke temenku buat nelpon mbaknya pake nomer biasa. Tapi hasilnya juga nihil.  Yaudah okelah. Telat gapapa. Jadi, selama 15 menit selanjutnya aku cuma liat BRT di kejauhan yang majunya mungkin per 30 cm. Udah 30 menit menunggu akhirnya BRT berh...