Dear Diary, hal yang membuat tetap waras.

Menjelang awal tahun adalah saatnya merefleksi hal yang telah dilakukan setahun kebelakang. Sejenak berpikir, sebenarnya apa saja yang telah saya lakukan setahun ini. Sepertinya cukup banyak sampai-sampai kepala nyut-nyutan kalau disuruh mengingat semuanya. 

Ting! 

Oh iyaa, saya punya buku jurnal yang mencatat semuanya. Jadwal kuliah, deadline tugas, rencana kegiatan, hingga curhatan dan keping-keping foto kenangan tersimpan rapi di jurnal ini. Terkadang saya tersenyum sendiri, tapi saat membaca beberapa halaman yang isinya curhat, tak terasa air mata ikut turun. Alhamdulillah... i can passed 2021 with my best

Mumpung sedang libur akhir tahun (alias lagi nganggur), saya sempatkan membuka buku-buku jurnal dan diary zaman bocah dulu, sejak SD saya memang sudah punya buku diary. Setelah dibaca, isinya curhatan alay, kocak, unik, tapi saya tertegun saat membaca diary ulang tahun ke-15. Di sana tertulis "It's NOT special birthday" hingga tiga kali. Ternyata, empat hari sebelumnya teman dekat saya meninggal dunia... (hanya doa yang bisa kupanjatkan untuknya saat ini) betapa sedih membaca diary sendiri. Tiba-tiba saja saya masuk ke perasaan di masa lalu. Ketika kembali lagi di masa sekarang, saya membatin, "Ya Allah..  terima kasih sudah memperkenalkanku dengan Diary. Hal itulah yang membuat saya bisa tetap waras saat sedih maupun kecewa menghampiri." 

Itulah kenapa akhirnya saya ingin menuliskan ini, semoga bisa memberikan sedikit manfaat untuk teman-teman dan bisa diterapkan mulai tahun baru nanti. 

Menulis diary atau jurnal sangat penting bagi saya. Karena seringkali, tak semua hal dapat diceritakan ke orang lain, meskipun mereka orang terdekat kita. Diary menjadi penyalur emosi yang sungguh bisa membuat lega. Selain emosi kita tersalurkan, hal-hal yang kita tulis juga bisa menjadi pembelajaran untuk masa depan. Supaya tak mengulangi kesalahan yang sama, atau menerapkan solusi untuk masalah yang mirip. 

Mulai tahun 2017 (akhir masa SMA dan mulai menjadi mahasiswa baru), saya memodifikasi buku diary menjadi sebuah bullet journal. Mungkin teman-teman ada yang sudah tau dan ada yang belum, jadi akan saya jelaskan dulu mengenai bullet journal. 

Bullet journal merupakan konsep journaling atau penulisan jurnal yang menggabungkan berbagai hal (perencanaan, catatan, desain, dll bebas apapun itu) dalam satu buku. Metode bullet journal dikembangkan oleh Ryder Carroll yang slogannya, "It helps record the past, organize the present, and plan for the future." Jadi dalam satu buku itu kita bisa mencatat masa lalu, mengatur masa kini dan merencanakan masa depan. Secara umum bentuknya berupa tanggal yang kita isi jadwal kegiatan dan rencana, juga target yang mau dicapai dan catatan-catatan bebas lainnya. Mau nulis ide, desain sesuatu, atau corat-coret di buku itu juga bebas. Karena memang sebenarnya fleksibel dan metode Bullet Journal hanya memudahkan saja. 

Selama lima tahun ini, saya memakai konsep bullet journal suka-suka. Intinya ya mengombinasikan berbagai hal dalam hidup (goals, target, rencana, jadwal, diary, sampai mendesain dan menulis ide-ide) di buku yang sama, Bullet Journal. Sebenernya bullet journal itu sesimpel dan sesederhana mungkin, cuma pakai buku catatan (atau buku tulis bebas) dan satu bolpen hitam. Namun, sekarang ini banyak yang menggabungkan bullet journal sebagai creative journal juga. Jadi ada hiasan-hiasan dan sticker lucu, pakai bolpen warna, spidol, brushpen, hand lettering, hingga melukis atau menggambar di bullet journal. Contohnya seperti ini. 


Dibalik manfaatnya, sepertinya masih banyak orang yang malas membuat bullet journal atau sesimpel planner. Padahal sebenarnya hal itu bisa memudahkan kita dan membuat hidup lebih mindful, karena apa-apa yang akan kita lakukan bakal dicatat dulu. 

Beberapa tips untuk konsisten membuat jurnal atau catatan atau diary atau planner. 

  • Pilih metode yang sesuai dengan kepribadian dan kesibukan. →Jika Anda tipe orang yang simpel dan banyak kesibukan, gunakan buku catatan dan bolpen hitam saja (sesimpel mungkin). Jika Anda suka berkreasi, gunakan spidol atau bolpen warna, sticker dan washi tape untuk mempercantik jurnal. Karena hal itu bisa memotivasi Anda juga untuk senang menulis jurnal.
  • Ingat, jurnal adalah privasi. → Jadi bebas mau menulis apa saja, ntah berantakan, jelek maupun aneh. Kan yang lihat diri sendiri. 
  • Jangan bandingkan dengan jurnal orang lain. → Biasanya banyak influencer yang memang kontennya tentang jurnal (baik di YouTube, instagram, tiktok, dkk). Mereka itu jurnalnya bagus-bagus dan lucu-lucu. Kalau tertarik untuk mencontoh dan menjadikannya inspirasi sih boleh saja, tapi jangan membandingkan. Nanti lama-lama merasa jurnalnya jelek dan berantakan dan malah males bikin jurnal trus stop di tengah jalan.
  • Sempatkan waktu minimal banget seminggu sekali. → Seharusnya menulis jurnal itu setiap hari. Tapi sering ada saat-saat kita amat sangat males atau sibuk banget sampe nggak sempat nulis. Jadi, sempatkan minimal seminggu sekali supaya bisa nulis pengalaman atau catatan penting selama seminggu itu dan merencanakan hal lain minggu depannya. 
  • Nikmati saat penulisan jurnal. →Karena nulis jurnal itu untuk diri sendiri, jadi nikmatilah saat saat nulis jurnalnya. Misalnya di kamar sendirian sambil ndengerin musik, nyalain lilin aromaterapi dan minum teh kesukaan. 
Itulah sedikit tips dan saran untuk bisa dilakukan tahun depan. Mungkin terkesan lebih cocok untuk orang introvert karena saat nulis jurnal butuh waktu sendiri. Tapi menurut saya, jurnal itu harus dibuat semua orang. Semacam buku agenda kalau zaman dulu (eh... sekarang kayaknya masih banyak yang pake buku agenda). Orang yang banyak agenda kegiatan, harus banget nih nulis jurnal biar nggak lupa. Masa depan nanti, kalau ada hal-hal yang unik dan berkesan, bisa kita ceritakan ke anak cucu lewat jurnal.

Selamat Tahun Baru 2022. Semoga tahun depan bisa menuai berkah dan kebahagiaan untuk kita semua.

Comments

Popular posts from this blog

Apakah menikah harus berdasarkan cinta?

Suami idaman

Bapak