Berpikir dan Berjiwa Besar

Sejak Mei 2019 aku beli buku ini, tapi baru selesai baca dua hari lalu. Awal mula tau buku ini tuh pas aku lagi nonton YouTube, trus ketemu nih sama rekomendasi buku self improvement gitu. Salah satu rekomendasinya buku ini, "Berpikir dan Berjiwa Besar". Ternyata ada banyak channel YouTube lain juga yang nge-review buku ini, dan kurasa bukunya bagus buat kubaca. Selain itu, aku pernah juga liat judul buku ini di kamar kosan temenku. Dia nih orangnya keren, public speaking-nya bagus dan pemikirannya juga oke (btw dia juga mantan anak paskibra, pokoknya keren deh). Emang dasar aku, kalau ke kosan temen yang diliat pertama kali pasti buku. 

Btw, selama setahun berusaha menyelesaikan buku ini, banyak bet kenangannya.. wkwk. 
Buku ini satu-satunya yang kubawa pas lagi Kemah Kerja di suatu desa. Rencananya sih, pulang dari sana udah selesai baca, tapi realitanya baru seperempat atau setengahnya gitu. Membaca buku ini menurutku, selain menyenangkan juga menguras energi. Yaa, kamu bakalan diajak untuk berpikir sejenak mengenai topik yang sedang dibahas di setiap bab-nya. Meskipun aku suka buku ini, kebosanan ternyata juga menghampiri, jadinya aku baca buku lain yang lebih ringan (misalnya novel) buat selingan. 

Pas liburan akhir tahun, ada seorang temen yang mau pinjem buku tentang self improvement. Nah, karena buku self improvement yang udah pernah aku baca tuh buku ini (meskipun baru baca setengah sampe halaman 200-an dari total 407 halaman), jadi ya yang aku pinjemin buku ini. Oleh karena itu, aku sendiri jadi pending bacanya. Lanjut baca lagi pas masuk semester baru. Baca pas lagi di BRT, pas lagi nunggu dosen, pas lagi nunggu di halte, pas lagi nunggu temen, pas otw, tapi kok nggak selesai-selesai yaa... hmm. Makanya, pas aku nyelesaiin buku ini kemarin, rasanya tuh puas dan seneng banget... wkwk. 

Jangan tiru adegan di atas yaa... wkwk (cuma foto aja pas nggak ada kereta)
Foto ini diambil waktu aku lagi Kemah Kerja

Awal baca buku ini aku super-super excited. Ada banyak hal yang nggak aku tau selama ini, ada di buku ini. Terutama tentang mindset dan pola pikir. Dengan membaca buku ini, aku jadi orang yang lebih bersemangat dan percaya diri. Sebenernya banyaaak banget kata-kata menarik dan memotivasi di buku ini, tapi kalau aku tulis semua, yaa sama aja menyalin.. wkwk. Jadi, aku bakal share beberapa hal aja yang cukup mempengaruhi pola pikirku. 
  1. Jika Anda Percaya Dapat Berhasil, Anda pun Akan Benar-benar Berhasil
  2. Penyakit Kegagalan
  3. Tindakan Mengalahkan Ketakutan
  4. Jika Anda Percaya, Pikiran Anda Mencari Jalan untuk Melaksanakannya (mirip "The Answer")
  5. Gosip Tidak Baik
  6. Bagaimana Anda berpikir ketika Anda kalah menentukan berapa lama kekalahan itu berlangsung sebelum Anda menang.


Pertama, mulai membaca bab 1 aja judulnya udah memotivasi, "Jika Anda Percaya Dapat Berhasil, Anda pun Akan Benar-benar Berhasil". Ada tiga pedoman kekuatan kepercayaan: 
1) Berpikir sukses
2) Ingatkan diri bahwa kita lebih baik dari yang dikira
3) Percaya besar
Intinya kayak lirik lagu "When You Believe"-nya Mariah Carey & Whitney Houtson. 
...you will when you believe...
 
Kedua, tentang penyakit kegagalan. Topik ini ada di bab 2 yang berjudul "Sembuhkan Diri Anda dari Dalih, Penyakit Kegagalan". Dalam bab ini dijelaskan  berbagai dalih atau "alasan" kenapa kebanyakan dari kita tidak percaya diri akan berhasil. Misalnya, masalah kesehatan, intelegensi, usia, dan nasib. Keempat alasan itu sebenernya adalah penyakit kegagalan yang bikin kita sering tidak percaya diri. Mulai dari alasan pertama yaa... 
1) Kesehatan
    Biasanya seseorang sering nggak percaya diri akan berhasil karena dia mempunyai kelemahan dalam hal kesehatan, memiliki penyakit tertentu yang terkadang malah bukan penyakit serius tapi penyakit yang dibuat oleh "pikirannya sendiri". Alasan kesehatan ini bisa diatasi salah satunya dengan "BERSYUKUR". Setiap orang sebenarnya tidak ada yang "benar-benar sehat" atau "memiliki kesehatan sempurna", maka dengan bersyukur kita akan menjadi lebih tenang.
2) Intelegensi
    Ada dua kesalahan yang sering kita perbuat dalam konteks intelegensi. 
    a. Kita meremehkan kekuatan otak kita
    b. Kita terlalu menganggap hebat kekuatan otak orang lain 
Jangan remehkan diri sendiri, kalau di buku ini tertulis bahwa, "Pikiran yang memandu intelegensi jauh lebih penting daripada intelegensi yang dimiliki". Jadi kunci utamanya itu ada di pikiran kita sendiri. Dan ada satu quotes juga yang udah sering banget kita dengar bahwa...
Ketekunan adalah 95% dari kemampuan
3) Usia
    "Aku terlalu muda", "Aku terlalu tua"... Alasan usia ini bukan hal asing yang kita dengar karena saking seringnya. Nggak ada kata terlalu cepat jika kita memulai sesuatu pada usia muda, dan nggak ada kata terlambat kalau kita memulai pada usia sudah tua. Hal terpentingnya adalah kemauan dan niat untuk menuju keberhasilan.  
4) Nasib
   Nasib sering banget disalahkan juga dan membuat orang tidak percaya diri. Merasa bahwa memang nasibnya udah buruk sejak lahir, padahal enggak. Hal ini pula ada juga di salah satu ayat Al-Qur'an, Q.S. Ar-Ra'd ayat 11 yang berarti "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah diri mereka sendiri". MasyaAllah... semakin aku baca buku ini, aku semakin sadar bahwa hampir seluruh isi buku ini tuh ada semua di Al-Qur'an. Jadi, bisa dibilang bahwa buku self improvement terbaik itu Al-Qur'an. MasyaAllah...

Ketiga, Tindakan Mengalahkan Ketakutan. Hal utama yang bisa dilakukan untuk mengatasi ketakutan yang kita alami itu bertindak. Dengan bertindak melakukannya, seringnya kita jadi berani padahal awalnya takut untuk memulai. 

Keempat, poin ini sebenernya mirip banget sama isi dari buku "The Answer" yang udah pernah aku share juga disini. "Jika Anda percaya sesuatu itu tidak mungkin, pikiran Anda akan bekerja bagi Anda untuk membuktikan mengapa hal itu tidak mungkin. Namun, jika Anda percaya, benar-benar percaya sesuatunya dapat dilakukan, pikiran Anda akan bekerja bagi Anda dan membantu Anda mencari jalan untuk melaksanakannya."

Kelima, gosip. Woow, ternyata gosip atau "membicarakan keburukan orang lain" ada juga topiknya dalam buku ini. Kalau di buku ini, gosip itu istilahnya "racun pikiran" artinya berbahaya bagi pikiran kita. Orang sukses tidak menyukai gosip karena hal itu hanya mengganggu pikiran dan berbahaya layaknya racun. Kita boleh membicarakan orang lain, tapi mengenai sisi positifnya sehingga dapat memotivasi diri juga.

Keenam, "Bagaimana Anda berpikir ketika Anda kalah menentukan berapa lama kekalahan itu berlangsung sebelum Anda menang." Jangan menyalahkan orang lain atas kekalahan atau kegagalan yang terjadi pada diri kita. Justru dengan adanya kegagalan yang pernah kita alami, kita bisa mengetahui kesalahan-kesalahan apa yang diperbuat dan memperbaiki hal itu. Jangan membuang waktu untuk berputus asa, sebaliknya lakukan rencana-rencana untuk menang kali berikutnya. Kalau kita berpikir bahwa kekalahan atau kegagalan itu bukanlah masalah besar, maka ia tak akan bertahan lama karena kita tidak terlena dalam keputusasaan.

Meskipun ada fase bosan dalam membaca buku ini karena beberapa topik cukup "berat" dan harus berpikir, tapi overall aku suka. Justru karena bacanya lama, kadang ada fase pas aku baca tuh topiknya sama kayak yang aku alamin saat itu. Buku ini cukup membuka pikiranku untuk percaya diri akan keberhasilan kita. Bintang lima buat buku ini. 

⭐⭐⭐⭐⭐

Comments

  1. Mantap ning. Sepertinya menarik sekali bukunya. Lumayan blm baca udh ada ringkasan dan thank you spoilernya. Wkwkw

    ReplyDelete
  2. Terimakasih Wening.
    Doa terbaik untuk kita yang masih dalam proses belajar

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Apakah menikah harus berdasarkan cinta?

Suami idaman

Bapak