Buku karya Dale Carnegie ini sudah melegenda dan banyak direkomendasikan orang-orang yang biasanya berlatar belakang bisnis. Ya, emang sih dalam bisnis itu kebutuhan untuk mencari kawan dan memengaruhi orang sangatlah penting. Tapi sebenernya, buku ini cocok buat dibaca siapapun, karena tiap orang pasti butuh untuk berkomunikasi dengan orang lain dan belajar bagaimana berhubungan dengan manusia lain. Ya iyalah yaa... dari kita bangun tidur, sampai tidur lagi, bangun lagi, tidur lagi, banguuun, tidur lagi (kok kek lagunya Mbah Surip yaak... hmm). Intinya, kita sebagai makhluk sosial yang dari bangun sampai tidur lagi pasti bakal ketemu manusia, penting untuk dapat memahami dan berkomunikasi dengan mereka.
Baru kusadari kalau buku ini, "Bagaimana Mencari Kawan dan Memengaruhi Orang Lain" atau kalau dalam bahasa Inggris "How to Win Friends and Influence People", ditulis pertama kali pada tahun 1936, yang artinya 9 tahun sebelum kemerdekaan Indonesia dan sudah 84 tahun yang lalu. Uwoow... Tapi pas aku cek di beberapa toko buku dan e-commerce, bahkan sampai sekarang pun buku ini masih ada dan dapat dibaca siapapun. Dilihat dari judulnya udah jelas banget yaa, kalau jenis buku ini tuh Non Fiksi, lebih tepatnya pengembangan diri. Sebenernya aku udah beli buku ini sejak 2019 lalu bareng sama beli buku "Berpikir dan Berjiwa Besar" yang ulasannya ada di sini, tapi karena banyak banget buku yang numpuk belum terbaca, jadi ya dia ini salah satu yang tersimpan sejenak di rak buku. Baru selesai baca September ini dan yaa... I am very happy, akhirnya bisa juga nyelesaiin buku ini.
Kalau menurutku, buku ini tuh bukan buku yang harus dibaca tuntas dari awal sampai akhir selayaknya novel atau buku-buku lain yang saling terkait antar babnya. Yaah, meskipun beberapa bab ada yang berkaitan, tapi juga bisa kok cuma baca bagian yang kamu butuhin aja dan itu udah worth it menurutku. Tinggal buka daftar isi dan baca bab yang kamu butuhkan, itu sudah membantu. Pas baca buku ini, aku merasa pernah membaca materi yang mirip juga di buku pengembangan diri lainnya. Kurasa, para penulis buku pengembangan diri itu kemungkinan pernah baca buku ini juga, atau pernah baca buku sejenis yang penulisnya merujuk ke buku ini... ntahlah.
Ada banyak banget value yang aku dapetin dari buku ini, bahkan sampe aku kasih sticky notes buat nandain halaman yang menarik dan beberapa dicatat sedikit di notes-nya. Jujur, selama membaca buku ini pernah beberapa kali merasa bosan (dan itu yang menyebabkan lama selesai bacanya), karena memang buku ini full tulisan, dan pake kata-katanya cukup baku (bukan bahasa gaul yang ringan gitu). Ada banyak kisah di setiap babnya yang merupakan contoh pengalaman di kehidupan sehari-hari tentang prinsip yang akan disampaikan penulis. Terkadang tuh pas ganti paragraf udah beda kisah, jadi kalau lagi nggak fokus bakalan bingung... lah tadi nyeritain si A kok ini udah ganti si B... Nggak ada penanda atau jeda gitu, jadi harus bener-bener fokus baca supaya kita paham si penulis lagi cerita tentang apa.
Ada empat bagian utama di buku ini:
- BAGIAN SATU→ TEKNIK-TEKNIK DASAR DALAM MENANGANI MANUSIA
- BAGIAN DUA→ ENAM CARA UNTUK MEMBUAT ORANG LAIN MENYUKAI ANDA
- BAGIAN TIGA→ BAGAIMANA MEMIKAT ORANG LAIN AGAR MENGIKUTI CARA BERPIKIR ANDA
- BAGIAN EMPAT→ JADILAH PEMIMPIN: BAGAIMANA MENGUBAH ORANG LAIN TANPA MENYINGGUNG ATAU MEMBANGKITKAN KEMARAHAN
Nah, di setiap bagian utama ada bab-bab lagi di dalamnya yang menjelaskan mengenai prinsip yang berkaitan dengan topik utamanya. Kali ini, aku bakalan share lima bab yang menurutku paling menarik:
- Rahasia Besar Berhubungan dengan Manusia
- Mengingat Nama
- Cara Mudah untuk Menjadi Pembicara yang Baik
- Cara Pasti untuk Menambah Musuh dan Bagaimana Menghindarinya
- Lemparkan Tantangan
Rahasia Besar Berhubungan dengan Manusia
Pada bagian awal buku, penulis menjelaskan tentang teknik-teknik dasar dalam menangani manusia. Salah satunya ada pada Bagian Satu Bab Dua berjudul "rahasia besar berhubungan dengan manusia" (kalau udah ditulis ya berarti udah bukan rahasia lagi... wkwk). Intinya yaitu sebagai manusia yang ingin memahami manusia lain, kita harus menyadari kebutuhan dasar manusia. Ingat, "kebutuhan"... bukan keinginan. Penulis mengungkapkan bahwa William James (ini aku sebenernya nggak tau beliau ini siapa, tapi anggap saja beliau orang penting) pernah berkata, "Prinsip paling dalam pada sifat dasar manusia adalah kebutuhan untuk dihargai." Sekali lagi aku ingatkan yaak, "kebutuhan", bukan "hasrat" atau "harapan" atau "keinginan". Penulis menjelaskan bahwa kebutuhan untuk dihargai yang dimiliki manusia ini seperti kebutuhan untuk makan. Jika kita ingin berhubungan baik dengan manusia, kita harus sadar bahwa setiap manusia butuh untuk dihargai, maka penuhi kebutuhan itu dan kemungkinan besar kamu bisa mendapatkan apa yang kamu inginkan.
Mengingat Nama
Prinsip ini ada di Bagian Dua Bab Tiga yang judulnya "jika anda tidak melakukan ini, anda akan menuju jalan kesulitan". Yaaa.. hal yang perlu dilakukan supaya tidak menuju jalan kesulitan (maksudnya tuh penting banget) adalah mengingat nama. Penulis menjelaskan bahwa rata-rata orang menaruh minat pada namanya sendiri. Jika kamu mengingat namanya, memanggilnya dengan sikap bersahabat, maka kamu sudah memberikan pujian yang sangat efektif. Penulis juga mengatakan kalau Franklin D. Roosevelt tahu bahwa "Satu cara paling sederhana, paling nyata, dan paling penting dalam memperoleh kehendak yang baik adalah dengan mengingat nama-nama orang, dan membuat mereka merasa penting."
Mau sedikit cerita pengalaman pribadi tentang mengingat nama ini, Seperti yang temen-temen tahu, aku kuliah di jurusan teknik, yang so pasti bakalan ada yang namanya kaderisasi pas jaman maba (mahasiswa baru). Pas itu, aku kesel banget karena tugasnya adalah menghafal nama-nama temen seangkatan (yang jumlahnya 100-an orang), trus menghafal nama-nama dosen (padahal belum pernah ketemu), dan juga menghafal nama-nama kakak tingkat plus angkatannya (misal: Mas A angkatan 2015, Mbak B angkatan 2016, dll). Sekarang, setelah aku baca buku ini, baru sadar siih. Ternyata bener yang diajarin sama kating-katingku. Hafalin Nama. Karena dengan mengingat atau menghafal nama, orang tersebut akan merasa dihargai dan itu membuat hubungan kita akan lebih dekat dan lebih baik :). Thank youuu kating-katingkuu.
Ingat bahwa nama seseorang adalah hal paling mengesankan dan paling penting bagi orang itu dalam bahasa apapun.
Cara Mudah untuk Menjadi Pembicara yang Baik
Topik ini ada di Bagian Dua Bab Empat. Di buku ini malah dijelaskan kalau mau jadi pembicara yang baik, kita harus mulai jadi pendengar yang baik. Mendengarkan. Penulis mengungkapkan bahwa mendengar dengan penuh perhatian adalah pujian tertinggi yang bisa kita berikan kepada siapa pun. Katanya juga, seorang yang sangat penting pernah mengatakan padanya bahwa ia lebih suka kepada pendengar yang baik daripada pembicara yang baik. "Namun, kemampuan untuk mendengarkan tampaknya lebih jarang dimiliki, dibandingkan dengan hampir semua ciri baik lainnya." Kayanya memang bener yaah ini, aku juga pernah membaca di beberapa buku self improvement yang menyarankan kita untuk lebih sering mendengarkan daripada berbicara. Nah, aku juga pernah denger ni suatu quotes yang nggak tau dari siapa.. heheh lupa.
Allah memberi kita 2 telinga dan 1 mulut untuk lebih banyak mendengar daripada bicara...
Cara Pasti untuk Menambah Musuh dan Bagaimana Menghindarinya
Topik ini ada di Bagian Tiga Bab Dua. Intinya tuh, kalau mau cari musuh, gampang banget. Kalau pas mereka mengatakan suatu hal yang salah, katakan itu salah dan berikan bukti-bukti bahwa dia salah. Yaa, udah pasti mereka bakal benci sama yang kita lakukan. Nah, jadi cara untuk menghindari musuh ya menghindari untuk menyalahkan orang lain walaupun kita tahu orang itu memang salah. Sebagai manusia, kita pasti punya banyak kesalahan. Apakah kita bisa menjamin kalau apa yang kita yakini, apa yang kita ucapkan dan apa yang kita lakukan semuanya benar?? Tidak mungkin. Maka, jangan dengan mudahnya menyalahkan orang lain. Menyalahkan orang lain nggak akan membuat mereka mengikuti cara berpikir kita, justru itu membuat mereka tetep kekeuh dan ingin menantang.
Aku juga pernah punya sedikit pengalaman tentang ini. Nggak usah jauh-jauh deh, pas sekolah/kuliah aja. Saat seorang guru/dosen memberi kita suatu pertanyaan, lalu kita atau temen kita menjawabnya salah. Nah, ada dua tipe guru/dosen dengan cara merespon kesalahan siswa/mahasiswa yang berbeda. Pertama, guru/dosen yang langsung menyalahkan apa yang dijawab siswa/mahasiswa, biasanya beliau itu cukup "tidak disukai" oleh siswa/mahasiswanya, karena seakan-akan beliau paling benar dan tidak mentolerir kesalahan apapun. Kedua, guru/dosen yang merespon dengan mengatakan, "Masih kurang tepat, ayo apa? Terus.. terus...?", jadi beliau tidak langsung menyalahkan dan justru memberi kesempatan untuk menjawab benar. Beliau yang seperti ini justru akan lebih dihargai dan siswa/mahasiswa jadi "manut" sama cara berpikir beliau.
Tunjukkan penghargaan terhadap pendapat orang lain. Jangan pernah berkata, "Anda salah."
Lemparkan Tantangan
Prinsip terakhir yang dituliskan agar orang lain mengikuti cara berpikir kita ada di Bagian Tiga Bab Dua Belas, judulnya "apabila cara yang lain tidak berhasil, coba cara ini". Apakah cara itu?? Ya, melemparkan tantangan. Melemparkan tantangan merupakan cara sempurna untuk menarik manusia jadi bersemangat, karena tiap manusia punya hasrat untuk unggul, punya keinginan untuk menang, dan tantangan memungkinkan adanya kompetisi yang bisa membuat mereka menang. Tantangan itu jadi faktor utama yang bisa memotivasi manusia. Karena dengan tantangan, mereka memiliki kesempatan untuk mengekspresikan diri, memiliki kesempatan untuk membuktikan kalau dia berharga, unggul, dan bisa menang, sehingga dapat dihargai.
Overall, buku ini bagus banget menurutku. Banyak ilmu baru yang aku dapet dari sini. Tapi mungkin, bagi orang yang emang dia nggak suka belajar dan nggak mau tau tentang bagaimana menghadapi orang lain, bakalan cepet bosen atau bahkan nggak mau baca. Ya, karena buku ini sama sekali nggak ada gambarnya, nggak berwarna-warni, dan pakai bahasa baku yang cukup membosankan. Nah, tapi karena aku memang pengen tau isi dan ilmu yang ada di dalamnya, jadinya yaa tetep terkagum-kagum sama buku ini. Mungkin strateginya bagi kalian yang nggak suka baca buku tapi penasaran sama isi bukunya, bisa baca bagian-bagian yang kalian penasaran, nggak harus urut dari depan bacanya. Bisa juga cukup baca ringkasan akhir babnya. Bintang lima buat buku ini.
⭐⭐⭐⭐⭐
Comments
Post a Comment