SUMO [Shut Up, Move On]
Alasan pertama beli buku ini karena lagi ada promo gitu di toko buku online langgananku. Alasan keduanya, aku tertarik sama judulnya yang terkesan kontroversial, tapi ini buku self improvement. Alasan ketiga, sepertinya buku ini cukup laris sampe ada edisi ulang tahun ke-10 nya, yang berarti buku ini udah terbit 10 tahun lalu dari diterbitkannya edisi ini. Setelah cukup lama tersimpan dalam rak dengan keadaan terbungkus plastik, akhirnya kuputuskan membawa buku ini sebagai teman perjalanan KKL. Yaa, buku ini kubaca saat perjalanan Semarang-Surabaya-Bali-Semarang.
Buku "SUMO" karya Paul McGee ini diterbitkan pertama kali tahun 2005 dan edisi ulang tahun ke-10 terbit pada 2015, yang berarti buku ini udah terbit lama banget. 15 tahun yang lalu. Jadi makin penasaran sama isinya karena banyak testimoni, salah satunya dari Allan dan Barbara Pease (penulis The Answer yang juga udah ku-review bukunya).
SUMO alias Shut Up, Move On ini merupakan ide atau gagasan dari penulis mengenai prinsip dalam menjalani hidup. Shut Up yang dimaksud disini yaitu berhenti, ambil sedikit waktu, pahami dan pikirkan hidup. Sedangkan Move On maksudnya melanjutkan, bertindak dan lakukan sesuatu. Dasar dari prinsip SUMO adalah formula [E + R = O]. Event (kejadian) + Respond (respons) = Outcome (hasil). Respons yang kita berikan pada suatu kejadian akan mempengaruhi hasil. Jangan hanya berpandangan [E=O], jika berpandangan seperti ini sama halnya kita menerima nasib dan takdir tanpa melakukan apapun. Dalam prinsip SUMO, kita harus mempercayai [E + R = O], apapun kejadian yang kita alami tetap kita terima, namun bagaimana respons yang kita berikan pada kejadian itulah yang akan mempengaruhi hasilnya baik hasil buruk maupun hasil baik.
Terdapat 6 prinsip SUMO:
Change The T-shirt (Ganti kaus Anda)
Kaus yang dimaksud di sini adalah kaus korban. Seorang yang mengenakan kaus korban cenderung menyalahkan kejadian, orang lain, dan apapun itu sebagai sebab dari hal buruk yang dia alami. Dia bukannya introspeksi dan bertanggung jawab atas apapun yang terjadi, tapi malah menyalahkan orang lain dan merasa menjadi korban. Melepaskan kaus korban di sini bukan berarti menyuruh untuk menyalahkan diri sendiri atas segala kejadian, tapi lebih menerima tanggung jawab atas hidup sendiri.
Develop Fruity Thinking (Mengembangkan pemikiran berbuah)
Hasil yang kita dapatkan berasal dari tindakan kita. Tindakan yang kita lakukan berasal dari emosi kita. Emosi yang kita miliki berawal dari pemikiran kita. Agar lebih mudah dipahami, proses ini disebut TEAR. Thinking (pemikiran) → Emotions (emosi) → Actions (tindakan/perilaku) → Results (hasil). Jika ingin mendapatkan hasil yang berbeda dan lebih baik, ubahlah pemikiran Anda.
Hippo Time It's OK
Hippo adalah kudanil. Hippo Time di sini artinya waktu rehat sejenak yang merupakan jembatan atau jeda antara Shut Up dan Move On. Ya, move on memang tak semudah yang dibayangkan, maka it's okay untuk menyediakan hippo time layaknya kudanil yang sedang berkubang dengan nyaman. Tapi ingat, jangan terlena dengan Hippo Time sampai lupa buat move on.
Remember The Beachball (Ingatlah bola pantai)
Bola pantai memiliki warna dan motif berbeda di tiap sisinya. Maksud dari prinsip ini yaitu kita harus sadar bahwa setiap orang memiliki sudut pandang masing-masing sesuai dengan sisi yang dia lihat. Dua sudut pandang yang berbeda bukan berarti salah satunya adalah salah. Memahami sudut pandang orang lain bukan berarti kita menyetujui hal itu. Jika kamu ingin dipahami, pahamilah sudut pandang mereka juga.
Carpe Diem (Raihlah hari ini)
Carpe Diem merupakan ungkapan bahasa Latin yang jika diterjemahkan berarti "raihlah hari ini". Prinsip ini mendorong kita untuk mengalahkan kebiasaan menunda-nunda. Ingat, salah satu hambatan terbesar dalam untuk mengatasi masalah adalah langkah pertama. Jadi, mulai saja.
Ditch Doris Day (Singkirkan Doris Day)
Doris Day adalah penyanyi 'Que Sera Sera'. Dalam lagu ini ada lirik berikut: "Que Sera Sera. Whatever will be, will be. The future's not ours to see…" yang artinya "Que Sera Sera. Apapun yang akan terjadi, terjadilah. Masa depan bukan milik kita untuk dilihat…". Pada prinsip ini, kita harus menyingkirkan sikap 'yang terjadi, terjadilah' seperti yang dinyanyikan Doris. Meskipun memang ada hal-hal yang tak terduga dalam hidup, kita masih bisa mengupayakan dan merencanakan masa depan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Inti dari prinsip ini adalah menciptakan masa depan kita.
Nasib Anda belum diputuskan. Bukan bulan, bintang-bintang, ataupun takdir yang menentukannya----tapi Anda.
Overall, buku ini bagus dan sangat menginspirasi. Banyak ilustrasi yang memudahkan kita memahami tulisannya, banyak quotes, kisah pribadi penulis dan terdapat ringkasan pada tiap bab-nya. Pertanyaan-pertanyaan yang bisa kita renungkan juga banyak di buku ini, pertanyaan yang membantu kita menyelesaikan masalah juga ada. Selain itu, penulis juga memberikan latihan untuk melakukan prinsip SUMO ini dengan menuntun kita melakukan sesuatu. Aku pikir, buku ini cukup mirip dengan "The Answer", namun fokus penyampaiannya sedikit berbeda meskipun intinya sama, yaitu pencapaian tujuan sesuai yang kita inginkan.
Bagi kalian yang sudah terlalu banyak membaca buku self improvement dan hanya sekadar baca saja tanpa melakukannya. Aku yakin kalian akan bosan membaca ini dan merasa apa yang dikatakan penulisnya adalah omong kosong semata. Tapi memang sang penulis juga mengatakan bahwa prinsip ini tak akan membuat kita sukses jika hanya membaca saja buku ini tanpa melakukannya dengan tindakan nyata.
Shut Up, Move On guys! Semangatt!
⭐⭐⭐⭐
Comments
Post a Comment