Catatan Hati di Setiap Doaku
Yaa yaa yaa... bulan Oktober lalu aku kalap banget sama buku. Dari dulu pengen beli buku seri catatan hati-nya Bunda Asma, tapi belum kebeli sampe sekarang. Akhirnya pas "agak stress" kemarin, aku beli deh totalnya empat buku, salah satunya buku ini, "Catatan Hati di Setiap Doaku". Sebenernya, buku ini tuh penulisnya bukan cuma Bunda Asma, tapi juga ada penulis-penulis lain yang turut berkontribusi. Kebanyakan tuh dari alumni Asma Nadia Writing Workshop gitu.
Pas baca tulisan di cover-nya, langsung makjleb (*orang jawa pasti tau kan ya artinya). Gini nih tulisannya, "Doa adalah titik embun yang menjelma cahaya manakala mimpimu gulita atau harapan tak menemukan jalannya."
...Bersama-Nya tak ada jalan buntu...
Di buku ini tuh ada banyak cerita tentang doa dari berbagai orang dengan berbagai ujian. Tentang keluarga, mimpi, penyakit, persahabatan, dll. Di sela-sela kisah perjuangan dengan doa, ada section "Catatan Asma Nadia".
Dari keseluruhan tulisan yang udah aku baca, sejujurnya yang paling menyentuh justru di bagian intro-nya. Judulnya "Hadist Qudsi".
Beberapa kalimat di situ yang bikin aku hampir nangis itu...
"Aku akan mematahkan harapan orang yang berharap kepada selain Aku dengan kekecewaan."
"Mengapa dia berharap kepada selain Aku ketika dirinya berada dalam kesulitan? Padahal sesungguhnya kesulitan itu berada di tangan-Ku dan hanya Aku yang dapat menyingkirkannya."
"Siapakah yang pernah mengharapkan Aku untuk menghalau kesulitannya lalu Aku kecewakan? Siapakah yang pernah mengharapkan Aku karena dosa-dosanya yang besar, lalu Aku putuskan harapannya? Siapakah pula yang pernah mengetuk pintu-Ku lalu tidak Aku bukakan?"
Tulisan ini bener-bener ngena pas aku baca, karena emang lagi down dan merasa sulit banget ngadepin TA. Belum menemukan solusi yang tepat trus ketambahan lagi sama tugas dan project lainnya. Intinya, pas baca buku ini tuh aku dalam keadaan "nggak tenang" dan merasa "terlalu sibuk" bahkan sampai mengurangi intensitas waktu untuk-Nya. Astaghfirullah...
Baca buku ini tuh jadi menyadarkanku bahwa sesulit apapun hal yang kamu hadapi, selalu ada Allah yang siap jadi tempat bersandar, berkeluh-kesah, curhat dan yang jelas... tempat meminta.
Beberapa kisah yang paling berkesan buat aku itu:
- Doa Sang Pendaki (Aeron Tomino)
Sepertinya ini kisah dari adik Bunda Asma. Jadi ceritanya itu pas penulis muncak ke Gunung Ciremai bareng sama dua temannya. Pas lagi naik, suasananya menyenangkan dan nggak ada suatu kendala berarti. Tapi pas turun gunung, mereka terhambat badai dan banjir (yang diakibatkan hujan). Udah sampai terseret ke jurang dan dua hari nggak makan apapun. Cuma bisa doa di kala itu dan berusaha naik ke atas dari jurang tersebut. Alhamdulillah, kekuatan doa mendatangkan regu penyelamat yang menemukan keberadaan mereka dengan selamat.
- Sekaligus Dua (Galuh Chrysanti)
Kisah ini tentang sepasang suami isteri yang belum juga dikaruniai anak setelah lima tahun usia pernikahan. Akhirnya mereka memutuskan untuk mengadopsi anak yang dikandung oleh seorang wanita yang butuh bantuan. Karena menganggap kurang mampu membiayai anaknya kelak, ibu itu berniat menyerahkan anaknya setelah lahir nanti ke orang lain yang lebih mampu. Ntah kenapa, di kisah ini aku sedih banget. Kek ikut ngerasain gimana perjuangan buat dapet anak, terkadang ada ketakutan juga dalam diri, gimana kalau aku juga dihadapkan dalam perkara yang mirip. Yang jelas, buku ini membuka mata kalau keajaiban doa pasti ada. Dan pada akhirnya, penulis hamil tiga minggu saat anak adopsinya masih berusia dua minggu. Mereka pun jadi saudara sepersusuan karena anak adopsi tersebut juga minum ASI yang sama.
- Doa yang Dijawab dengan Syndroma Guillan Barre (Agung Pribadi)
Pas baca cerita ini tuh aku kagum banget sama penulisnya. Why? Karena dia justru bersyukur saat punya sindrom penyakit yang membuatnya nggak bisa jalan. MasyaAllah… Penulis bersyukur karena dengan dia punya sindrom itu doanya terkabul, yaitu jadi semakin dekat dengan ayahnya, punya tabungan, dll.
Bisa saja Allah mengabulkan doa dengan kejadian yang kita anggap musibah.
⭐⭐⭐⭐
Comments
Post a Comment