It's Not About The Shark
Buat opening blog ini, mending baca aja postingan ini pas aku kalap dan akhirnya beli buku ini. Hmm.. berarti buku ini tuh udah kuanggurin berbulan-bulan di rak yaah... wkwk.
![]() |
| Covernya yang bikin penasaran.... |
Oke baiklah. Sebelum bahas tentang isi kontennya, yang bikin aku makin tertarik buat baca itu adalah penerjemah buku ini dong. Tebak siapa coba??
Dia...
Adalah...
Kak Gita Savitri, masyaAllah.
![]() |
| Liat tulisan dalam kotak!! |
Nggak nyangka banget, ternyata Kak Gita juga jadi penerjemah buku. Mungkin freelance sih ya…. Oke. Karena ini buku non fiksi self improvement, langsung kukasih tau yaa.. poin2 yang ngena banget ke aku dan membuka perspektif aku terutama tentang masalah dan solusi.
Fokus pada solusi, bukan pada masalah.
Seringkali jika ada masalah kita berfokus pada masalah yang dihadapi. Penulis memberikan contoh-contoh kasus tentang orang yang fokus pada masalah justru mengalami kegagalan. Contohnya, insinyur yang tidak pernah melihat contoh desain gagal akan mendesain penemuan yang baik, sedangkan insinyur yang diberitahu desain gagal sebelumnya ingin sekali menyelesaikan masalah kegagalan desain itu sehingga tidak dapat berpikir jernih untuk membuat desainnya.
"Berpikir tentang masalah terlebih dahulu membuat kita 17 kali lebih mungkin untuk gagal."
Ketakutan.
Masalah ketakutan ini udah jadi masalah umum yang dimiliki setiap orang. Dulu aku pernah membicarakan rasa takut di postingan ini. Ya, benar lah pendapat kedua penulis ini bahwa rasa takut dapat mencegah kematian dari serangan. Namun dalam hal ini, yang dibahas di buku ini, penulis lebih menyarankan untuk menghilangkan rasa takut dari masalah. Ketakutan justru sering membuat kita gagal. Ini mengingatkanku sama kata-kata Ria Ricis pas dia jadi bintang tamu acara di TV: "Bukan gagal yang membuatmu takut. Tapi takut yang membuatmu gagal." Di buku ini juga tertulis bahwa dulu ketakutan itu mencegah kita dari kematian dini akibat serangan predator, sekarang perasaan itu mencegah kita menjalani hidup sepenuhnya karena kita meletakkan masalah terbesar itu di pusat perhatian kita.
"Ketakutan terhadap masalah menyebabkan hal-hal buruk memengaruhi hubungan kita lima kali lebih besar daripada hal-hal baik."
Upaya keras justru membuat lebih buruk.
Upaya yang dimaksud di sini yaitu upaya keras yang cenderung "pemaksaan", ntah paksaan dari orang lain atau bahkan dari diri sendiri. Menurut eksperimen yang dilakukan dan dituliskan di buku ini, upaya yang dipaksakan selalu kalah melawan keingintahuan alami.
"Kita dua kali lebih mungkin untuk tetap mengerjakan satu tantangan tanpa perlu diberi insentif."
Membakar draft pertama.
Aku merasa topik ini ngena banget nget nget ke aku. Meskipun penulis mencontohkan studi kasus yang berbeda dari kasusku, tapi bisa relate sih menurutku. Yaa.. Skripsi.
Apa kaitannya sama skripsi? Wait, kucoba jelaskan yaa.
Di buku ini tertulis:
"Bagaimana kita mengeluarkan masalah dari pusat pikiran kita?
Langkah pertama adalah mengabaikan draft pertama kita."
Nah, ini dicontohkan pada pembuatan naskah film Jaws oleh sutradara Spielberg. Draft pertama → buat seekor hiu raksasa dan memangsa orang-orang.
Draft kedua→membuat film hiu tanpa hiu (krn masalahnya adalah replika hiu itu tak dapat bergerak bahkan rusak saat akan syuting).
Justru draft kedua yang menjadikan film Jaws sebuah karya klasik yang emang nakutin.. coba cek trailernya di YT. Film hiu tanpa hiu ini yang hanya memperlihatkan sedikit bagian hiu saja malah makin menakutkan (Karena apa? Karena kita justru takut dengan hal yang tidak kita tahu. Layaknya film ini yang membuat penonton tak tahu ada apa di dalam air sehingga bikin penasaran dan makin takut). Kisah inilah yang menginspirasi penulis sehingga judulnya "It's Not About The Shark", karena saat kita tak berfokus pada masalah (hiu --shark) justru dapat menemukan solusi.
Ya Allah Ning panjang amat, intinya apa dah?
Ya intinya aku sadar klo pas buat skripsi kita bisa mengabaikan proposal sempro pertama untuk cari solusi. Jadi kita nggak terbatas sama yang udah ditulis di proposal, tapi bisa explore lebih lagi. Dan ini bener, ternyata aku menemukan banyaaaaaaaakk hal justru setelah sempro dan sepertinya akan menjadi petunjuk alias solusi. Ntahlah.. semoga saja.
Dua tips sebelum memulai membuat draft kedua:
- Gagallah dengan sukacita
- Lakukan sesuatu secara acak
⭐⭐⭐⭐


Comments
Post a Comment