Rasa Takut Itu Penting ?

Banyak orang yang beranggapan kalau takut itu sesuatu yang negatif. Penakut atau seseorang yang memiliki rasa takut seringkali dicap buruk karena perasaan mereka. Sebenernya beneran buruk nggak sih kalau kita punya rasa takut?

No. Engga. Menurutku sih, tiap orang bebas punya rasa takut, silakan. Nah, tapi rasa takut yang seperti apa yang boleh? Semua jenis rasa takut boleh dirasakan, namun rasa takut yang membuatmu tak bergerak maju, harus segera dihilangkan.

Berdasarkan buku yang barusan kubaca, "The Answer" by Allan dan Barbara Pease, dari sudut pandang evolusi, hewan yang "tidak mempunyai rasa takut" memiliki kemungkinan lebih kecil untuk bertahan hidup karena mereka tidak akan mundur dari situasi berbahaya. Why? Kenapa? Bayangkan seekor tikus yang nggak takut sama manusia. Saat tikus itu ketemu manusia, dia nggak akan takut dan pada akhirnya akan terbunuh, mati. Sedangkan tikus yang memiliki rasa takut akan lari kalau ketemu manusia dan dia selamat. Berdasarkan logika (menurutku ya tapi.. hehe), rasa takut diperlukan agar kita terhindar dari bahaya. Bahkan jika seseorang tidak mempunyai rasa takut, bisa jadi dia terdiagnosis urbach wiethe syndrom, yaitu kelainan pada amigdala otak yang mengelola rasa takut.

Rasa takut agar terhindar dari bahaya sangat penting untuk kelangsungan hidup kita. Namun, rasa takut karena mengkhawatirkan sesuatu yang belum terjadi (masa depan) seharusnya bisa kita kelola. Ya, mengelola rasa takut. Rasa takut tak mutlak negatif, karena dengan memiliki rasa takut kita akan bersikap waspada dan hati-hati terhadap sesuatu. Jadi, mengelola rasa takut menurutku cukup penting. Ingat ya, setiap yang berlebihan itu tidak baik. Terlalu takut melakukan sesuatu akan membuat kita tak bergerak maju. Tapi, terlalu berani sampai-sampai tak punya rasa takut, akan membahayakan diri.

Masih dari buku "The Answer" juga, FEAR (rasa takut) memiliki dua makna. Forget Everything and Run (Lupakan segalanya dan lari) atau Face Everything and Rise (Hadapi segalanya dan bangkit). Lakukan yang pertama jika menemui sesuatu yang mengancam nyawa, tapi lakukan yang kedua untuk sesuatu yang membuatmu maju.





Comments

Popular posts from this blog

Apakah menikah harus berdasarkan cinta?

Suami idaman

Bapak