Hukuman "Aku Bocah Keset"

Dulu jaman SD, aku inget banget sampe sekarang kalau pernah dihukum karena nggak bawa PR (Pekerjaan Rumah). Hukumannya itu pake kayak co-card gitu yang ada tulisannya "Aku Bocah Keset" di bagian depan dada dan belakang punggung, trus disuruh jalan di depan kelas sekali puteran. Dan itu dilakukan gantian sama anak2 lain yang juga gabawa PR. "Aku Bocah Keset" itu bahasa Jawa yang artinya "Aku Anak Malas".

Emang sih, habis dihukum itu langsung kapok banget, maluu, nggak mau ulangin lagi. Tapi aku baru menyadari bahwa itu bukan hukuman yang mendidik. Ya, tidak mendidik anak menjadi lebih rajin, tapi malah memberi afirmasi negatif pada diri anak tersebut. Untungnya aku cuma dapet hukuman sekali aja, karena ibuku selalu mengingatkan buat ngerjain PR setelah aku cerita kejadian itu.. wkwk.

Banyak orang tidak menyadari bahwa afirmasi negatif akan masuk ke dalam alam bawah sadar anak dan bisa jadi kenyataan pada anak tersebut. Daripada menghukum dengan tulisan "Aku Bocah Keset", alangkah lebih baiknya dihukum dengan mengenakan tulisan "Aku Anak Rajin". Ironi yang diberikan akan membuat mereka terpacu untuk rajin. Anak-anak akan membuktikan bahwa dirinya rajin tanpa harus memakai tulisan "Aku Anak Rajin", karena mereka tau kalau itu merupakan sebuah hukuman.

Saat SMP, juga ada satu hukuman khusus nan unik bagi para siswa yang terlambat, yaitu memakai rompi kuning neon yang belakangnya terdapat tulisan "Astaghfirullah, aku terlambat." Super unik memang, tapi kenapa ya tetap saja banyak temenku yang terlambat, pernah terlambat lagi. Apa mungkin mereka senang dan merasa jadi perhatian kalau terlambat? Ntahlah. Bisa jadi mereka merasakan afirmasi negatif yang diterima. 

Comments

Popular posts from this blog

Apakah menikah harus berdasarkan cinta?

Suami idaman

Bapak