Wanita Zaman Dahulu
Dulu...
Wanita bagaikan tanah yang selalu diinjak
Tak boleh keluar
Tak boleh belajar
Hanya di rumah untuk menjalani masa pingitan
Dan pada waktunya,
wanita akan dinikahkan
Padahal,wanita butuh pendidikan
Untuk mendidik anak-anak mereka kelak
Jika tidak,
apa jadinya anak-anak mereka nanti?
Yang hanya dididik oleh wanita yang bodoh
Apakah ada peraturan?
Bahwa wanita harus seperti itu?
Selalu diinjak, diinjak, dan diinjak
Dirajut pada 2010
Wanita bagaikan tanah yang selalu diinjak
Tak boleh keluar
Tak boleh belajar
Hanya di rumah untuk menjalani masa pingitan
Dan pada waktunya,
wanita akan dinikahkan
Padahal,wanita butuh pendidikan
Untuk mendidik anak-anak mereka kelak
Jika tidak,
apa jadinya anak-anak mereka nanti?
Yang hanya dididik oleh wanita yang bodoh
Apakah ada peraturan?
Bahwa wanita harus seperti itu?
Selalu diinjak, diinjak, dan diinjak
Dirajut pada 2010
Aku lupa tepatnya tanggal berapa, tapi tercatat di buku puisiku tahun 2010. Seingatku, ini dibuat untuk memenuhi tugas menulis dan membaca puisi saat kelas 5 SD, Bu Endang gurunya. Tema yang disediakan emansipasi wanita, pastilah pikiran SD-ku ini hanya memikirkan sosok R. A. Kartini. Merasa bangga dengan hasilnya karena aku baru sadar kalau puisi boleh pake kalimat tanya. Menyenangkan memang, bebas berkarya sesuka hati, tanpa takut dikomentari negatif oleh orang lain.
Comments
Post a Comment