Pas 17 Agustus ini aku nyelesaiin baca buku Unlimited You karya Wirda Mansur. Buku sebelumnya karya Wirda yang pernah kubaca, Be The New You, udah pernah aku review juga yaa. Beli buku ini sebenernya karena terpengaruh diskon.. wkwk. Iya, lagi diskon 50% dan ada tanda tangan penulisnya. Jiwa-jiwa maniak buku ini akhirnya keluar dan pesen deh. Buku ini sampe rumah tanggal 26 Juli kemarin, jadi itungannya nih buku langsung kubaca segera tanpa mengendap berbulan-bulan di rak dulu.. wkwk.
Konsepnya mirip dengan buku sebelumnya yang pernah kubaca. Udah deh, pokoknya buku ini Wirda banget. Mulai dari covernya yang cute, tulisan-tulisan quotes yang imut, foto pribadinya Wirda yang cool abizz, dan warnanya yang soft. Gaya tulisan juga tetep sama. Pake "gue, lo" dan berasa kek lagi cerita sama temen sendiri. Buku ini tuh kek jadi temen pas aku lagi cukup stress sama beberapa tugas akademik. Memang sih aku yang salah karena menunda-nunda tugas, nah maka dari itu di akhir jadi numpuk dan bikin cukup stress. Pas lagi dah nggak bisa mikir lagi, aku diam sejenak dan baca buku ini. Setelah cukup termotivasi sama tulisan Wirda, kembali deh ke dunia nyata buat ngerjain tugas. Btw, thank you yaa Wirda. You are one of my "virtual" support system that I have. Virtual karena belom pernah ketemu langsung sih.. wkwk.
Gue kasih tau daftar isinya yaak, lah malah jadi ikutan lo gue, it's okay, gapapa kan... hehe.
- Positivity
- Segalanya jadi mudah, kalau kita punya Dia
- Allah adalah Value dari value
- Create your own happiness
- Words are powerful
- Kemampuan itu Diciptakan
- Don't Lose Hope, Even in Your Lowest Condition
- Kenapa hidup kita nggak berubah?
- The beauty of peace and forgive
- Antara Keinginan, Impian, dan Orangtua
- Dream Big, Pray Bigger
- Belajar Bersyukur dan Mensyukuri
- Kalimat Singkat, yang Membumi
- Extra Part → #tanyawirda
Nah, dari semua bab yang ada, gue jelasin tiga bab aja yaak yang paling berkesan menurut gue.
The beauty of peace and forgive.
Di bab ini tuh Wirda cerita gimana dia menghadapi kegalauan dan memaafkan. Karena emang sebenernya itu dengan memaafkan kita bisa jadi lebih tenang. Ntah memaafkan kesalahan orang lain, memaafkan diri sendiri, dan memaafkan masa lalu. Wirda sharing gimana cara dia buat move on dari kegalauan masa lalu, yaitu dengan tidak memaksa melupakan. Nah ini nih yang biasanya kita semua lupa. Kalau kita memaksa melupakan, malah justru inget terus. So, solusinya adalah "Gue membiarkan hati, perasaan, pikiran gue untuk menentukan pilihannya sendiri. Di akhir, gue akan membuat kesepakatan dan negosiasi." Karena di sini nggak ada unsur pemaksaan, jadi ya nggak sakit.
Trus masih di bab ini juga ada hadis favorit Wirda yang kini juga jadi favorit gue, hehehe.
Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam bersabda, Allah berkata kepada hamba-Nya,
"Angkatlah pandanganmu! Lihat surga-surga itu."
Maka hamba itu pun mengangkat pandangannya.
Dia pun berkata: "Duhai Allah, saya melihat istana-istana terbuat dari emas. Saya melihat istana-istana berlapis mutiara. Itu untuk Nabi yang manakah yaa, Rabb? Untuk orang jujur, untuk syuhada yang mana, yaa Rabb?"
Allah berfirman: "Itu semua diberikan kepada orang yang sudah membayar harganya."
Hamba itu berkata: "Siapa yang sudah membayar harganya?"
Allah berkata: "Kamu juga sudah membayarnya."
Hamba itu berkata: "Dengan apa aku membayarnya?"
Allah berfirman: "Dengan kamu memaafkan saudaramu."
Antara Keinginan, Impian, dan Orangtua.
Ini keknya berkesan banget buat gue karena ada pengalaman pribadi deh... wkwk. Jadi tuh sebenernya S2 nanti, gue pengen banget kuliah ke luar negeri. Rencananya pengen ke Taiwan atau Korea Selatan atau Inggris atau Jepang atau Turki gitu.. yaelah banyak bet pengennya. Iyaa, karena gue masih belum menemukan 100% topik yang cocok buat studi lanjut nanti. Nah, tapi eh tapi. Emak gue masih berat gitu kalau anak gadisnya yang manja ini pergi sendirian ke negeri seberang tanpa didampingi mahramnya. Jadilah emak gue bikin syarat. Boleh kuliah ke luar negeri kalau udah menikah. Intinya ya gue boleh kemana pun itu kalau bersama suami gue nanti. Hmm.. susah ye kan syaratnya. Ya kali gue maksain buat cari jodoh cuma gegara pengen kuliah ke luar negeri... hmm. Meskipun nanti emang mensyaratkan siapapun yang mau jadi suami gue buat mengizinkan gue untuk tetap berkarya dan nggak membatasi mimpi-mimpi, termasuk kuliah ke luar negeri. Pengennya sih ntar kita bisa jadi partner dan be a Ph.D Parents... aamiin.
Nah di bab ini tuh Wirda cerita tentang temennya yang mimpinya belum dapet restu orangtua. Trus solusinya adalah ikhlas untuk manut ke orangtua dulu, karena sebenernya rida orangtua itu ridanya Allah. Ya, gue udah tau banget hadis itu tapi tetep aja merasa, lha emang kita sebagai anak gak boleh gitu punya mimpi setinggi angkasa, sedalam samudera, seluas semesta? Kalau kata Wirda di buku ini, ikhlas bukan berarti melepas total impian. Boleh kok, kita diskusi dan ngobrol cantik bareng orangtua, pasti nanti bakal ada solusinya. Bisa aja orangtua lo setuju juga dengan lo menjelaskan mimpi secara realistis dan meyakinkan. Tapi kalau kasus gue, keknya udah tak terbantahkan lagi. Soalnya setelah dipikir-pikir, ya bener juga. Ke luar negeri bareng suami nanti pastinya lebih aman karena ada mahramnya kan.
Kalau orangtua rida, urusan lancaaarrr. Yang namanya kemudahan, rezeki, bakalan ngalir!
Kalimat Singkat, yang Membumi.
Kalimat itu adalah "Laa hawla wala quwwata illa billahil aliyyil adzim." Artinya "Tidak ada daya dan kemampuan, kecuali dengan pertolongan Allah." Udah sering denger sih, tapi tetep aja ngena banget ke gue. Terkadang emang diri ini sombong, merasa bisa semuanya dan apa-apa pencapaian itu ya karena hasil usaha kita sendiri. Salah, itu salah besar. Kita, gue, lo ya nggak akan bisa lakuin itu tanpa bantuan Allah. Allah yang memberi kita hidup, ngasih kita oksigen untuk bernapas, memberi kemampuan kita untuk menjalankan apapun usaha yang mau kita lakukan. Intinya nih yaa.. kemampuan manusia itu serba terbatas, tapi tidak dengan kemampuan Allah. Maka, mintalah pertolongan Allah untuk diberi kekuatan dan kemampuan dalam menjalankan apapun yang kita inginkan. Di bab ini, gue diingetin banget tentang minta pertolongan Allah. Kalau ada yang berat di hidup ini, yaa ucapkan Laa hawla wala quwwata illa billahil aliyyil adzim.
Okee baiklah, itulah semua bab yang paling berkesan buat gue di buku ini. Semoga ringkasan singkat dan review-nya bisa memberikan sedikit hikmah untuk kalian para pembaca blog gue. Overall, buku ini bagus dan gue rekomendasiin buat kalian sobat pemuda. Semangat meraih mimpi !
⭐⭐⭐⭐
Comments
Post a Comment