Posts

Showing posts from 2023

Refleksi 2023

Image
Jujur, tahun 2023 aku nggak punya goals yang muluk-muluk. Keinginanku untuk berani naik motor udah tercapai di 2022 (yang mana udah jadi goals dari tahun ke tahun sejak SMA), alhamdulillah. Tahun 2023, meskipun masih banyak overthinking -nya, aku cuma berdoa supaya bisa lulus magister. Alhamdulillah, aku sudah sidang tesis pada Desember 2023 lalu. Itu mepet banget sama pergantian tahun (2023 udah mau habis), jadi aku nggak bisa ikut wisuda tahun 2023. It's okay , nggak papa... yang penting aku nggak perlu bayar UKT lagi... wkwkwk. Tahun 2023, lagi-lagi aku harus belajar "menerima". Menerima ketidaksempurnaanku dalam berbagai hal, menerima takdir Allah untuk hidupku. Tahun itu, beberapa keluarga dekatku meninggal dunia yang bikin aku merasa kehilangan yang begitu dalam ( baca blog-ku tentang "Merelakan Kehilangan" di sini ). Saat kebanyakan orang menganggap tahun 2019-2021 (pandemi corona) jadi tahun terburuknya karena begitu banyak kehilangan keluarga mereka, a...

Wejangan Mbah Minuk

Image
Tahun 2023 jadi tahun terakhir Mbah Uti nanya "udah ada calon apa belum?" "jangan mikir sekolah terus, jodoh juga dipikirin" "kamu sama cucu-cucuku yang udah dewasa selalu tak doain semoga segera dapet jodoh yang bibit bebet bobotnya bagus..." dan lain-lainnya. Bukan karena aku udah punya calon atau udah nemu jodoh, tapi karena beliau udah kembali pada-Nya sebelum sempat melihat pernikahanku 😭. Kalau pas ditanyain perkara jodoh (hampir tiap tahun bahkan tiap berkunjung ke rumah beliau), aku merasa kesel dan agak dongkol gitu di hati. Tapi, saat udah nggak ada lagi yang nanyain... rasanya jadi kek "nggak papa aku ditanyain kapan nikah, mana calonnya, dll.... yang penting nanti pas aku nikah ada Mbah Uti di sampingku..."   Yaah... tentunya semua udah terlambat. Dan baru kusadari bahwa apa yang Mbah Uti lakukan (mengingatkanku perkara cari jodoh) adalah sebuah wujud kasih sayang dan penguatan untukku. Dari beliau aku belajar bahwa menikah memang ta...

Dicintai

 Jika kau dicintai oleh seorang seniman, kau tak akan mati...  karena dirimu abadi dalam karyanya. Jika kau dicintai oleh seorang penulis,  kau tak akan mati...  karena dirimu hidup dalam bukunya. Jika kau dicintai oleh seorang yg bukan seniman ataupun penulis,  kau tetap tak akan mati...  karena dirimu selalu ada dalam hatinya. -weningafk- Dirajut pada 24-12-23

Merelakan kehilangan

Sudah sejak lama pengen cerita tentang merelakan kehilangan. Awalnya, kurasa nanti saja ceritanya sekalian di refleksi akhir tahun, yang mana kurang beberapa hari lagi. Tapi, terlalu banyak kehilangan yang terjadi tahun ini. Sepertinya akan sangat panjang jika ditulis bersamaan dengan refleksi akhir tahun nanti. Dan tiba-tiba saja, hari ini sangat ingin menulis tentang merelakan kehilangan karena ada trigger yang membuatku langsung menangis.  Trigger- nya langsung dari dua hal.  Pertama, temen organisasi S2-ku yang sama-sama pengen ngejar wisuda Januari 2024 nge-chat kalau dia gabisa ngejar. Karena belum sidang dan ternyata dia perlu dioperasi pekan depan. Dia cerita kalau ada batu ginjal dan ada sesuatu yang dicurigai tumor.  Kedua, dapet kabar kalau Ibunya temen S1-ku yang rumahnya di DIY lagi opname di RS. Awalnya mau ngajak dia main di liburan Nataru ini, tapi agaknya nggak bisa karena dia harus jaga ibunya di RS.  Kenapa dua hal tadi yang kedengerannya biasa aja...

Suami idaman

Kancaku nikah, bulikku (sing seumuran) nikah, katingku nikah, tanggaku nikah. Aku kapan?  Wkwk  Sambatan kocak yang mungkin akhir-akhir ini sering singgah di pikiran.  Memang nikah kuwi syarate namung kalih. Kalih sinten? wkwkwk Nggak berasa umurku udah semakin tua yaa... meskipun sebenernya aku ngrasa masih muda banget, tapi di usia-usia awal dua puluhan, perempuan di Indonesia itu udah banyak yang nikah. Pengen sih punya partner kehidupan yang bisa saling bertumbuh bersama (a.k.a suami), tapi jujur sampe sekarang masih ada sedikit ketakutan buat nikah. Mungkin itu pulalah yang membuat Allah belum menunjukkan tanda-tanda jodoh. Woyy jodoh... kamu di mana woyy? wkwk. Iyaa kamuuu...  Aku percaya, Allah akan memberi rezeki yang cukup bagi setiap hamba-Nya. Tapi, bukankah jika hanya modal cinta tanpa harta, itu tanda belum siap nikah? Memang, menikah tak harus mewah. Hidup sederhana bersama pasangan dan keluarga kecil kita juga tak apa. Tapi, pikiranku macam-macam. Ka...

Mau dijadiin makcomblang padahal diri sendiri belum dapet... wkwk

Image
Di sela-sela nesiss ini, kenapa sih, ada aja hal aneh yang terjadi... wkwk. Pengen aja cerita tentang ini karena aku tak dapat memendamnya sendiri. Trus juga biar jadi pelajaran untuk AKU khususnya, supaya nggak mudah "ya ya" aja. Don't be a YES PERSON please! Alkisah ada temanku yang sudah wisuda (dia laki-laki, sebut saja X). Lalu ada seorang teman lain (dia perempuan, sebut saja Y). Temanku bernama X sudah mempunyai pacar perempuan, sebut saja Z.  Y melihat sebuah berita atau entah apa tentang wisudanya X, lalu tertarik untuk mengenalnya. Y ingat kalau si X ini juga adalah temanku, jadi tanpa basi-basi ia menanyaiku perihal X dan tentu saja minta untuk dikenalkan (intinya kek aku disuruh jadi perantara perkenalannya). Awalnya aku pikir, si Y mau kenalan sama si X karena akan mengundangnya menjadi pembicara seminar atau berbagi ilmu dan tips soal perkuliahan dan akademik. Betapa terkejutnya aku, ternyata maksud perkenalan itu bukan seperti yang kupikirkan... haha. Hayo ...

Neokolonialisme

Image
Agaknya saya tak bisa tidur sebelum menyelesaikan tulisan ini. Efek membaca novel biografi "Buya Hamka" karya A. Fuadi (meskipun belum selesai baca juga... hehe), yang menceritakan betapa gigihnya Buya dalam menulis, sampai-sampai tidur pun di depan mesin ketik.  "Jangan biarkan ide cemerlang terjebak dalam badan yang malas. Jangan pernah istirahat sebelum benar-benar lelah." Jujur, sebenarnya saya tak akan menulis ide cemerlang seperti Buya. Hanya menulis keresahan diri (yang mungkin juga pembaca rasakan), setelah berdiskusi seru kemarin siang bersama rekan-rekan kampus. Salah satu keuntungan kuliah yang paling terasa adalah meningkatnya koneksi dan jaringan pertemanan. Termasuk kemarin siang, saya berkenalan dengan rekan dari fakultas dengan fokus minat yang berbeda tentunya. Satu rekan di bidang Gizi Kesehatan dan rekan satunya Manajemen Agribisnis. Mula-mula, seperti biasa, kami saling bercerita topik-topik apa saja yang dipelajari di jurusan masing-masing. Lanj...

Renungan Kloset dan "Kamus Kecil di Buku Latihan Tidur"

Image
NB: tulisan ini sudah lama diketik tapi mengendap di draft blog, jadilah baru dipublikasi sekarang :) 19 Maret 2023 Hari ini, kali kedua mengunjungi Perpustakaan Kota Yogyakarta yang berlokasi di daerah Kotabaru. FYI, ada dua perpustakaan Kota Yogyakarta, di PEVITA dan Kotabaru. Di depan perpustakaan ini (Kotabaru), ada sebuah pojok baca yang menarik perhatian saya. Posisinya yang cukup adem, terdapat bangku di dekatnya, dan meskipun isi bacaannya tidak lengkap, tapi cukup menarik untuk sekadar mampir di pojokan situ. Setelah mengisi daftar kunjungan pembaca, saya mengambil satu buku kumpulan puisi yang sampulnya unik. Sesuai dengan judulnya, "Renungan Kloset", sampul buku tersebut juga bergambar kloset.  Cover buku "Renungan Kloset: dari Cengkeh sampai Utrecht" karya Rieke Diah Pitaloka Karena terburu-buru akan masuk ke perpustakaannya, jadi di pojok baca ini hanya membaca kata pengantar yang ditulis oleh  Seno Gumira Ajidarma. Paragraf pertamanya langsung membuat ...

Buku, dan alasan jatuh cinta pada membaca.

Kurasa, tak ada yang lebih berjasa dari Bapak dan Ibuk yang memberi fasilitas untuk mengenal buku bacaan. Tak hanya menyekolahkan di sekolah formal untuk belajar membaca, tapi juga menjawab seluruh pertanyaanku tentang "huruf apa?" dan "ejaannya bagaimana?".  Dulu saat belum bisa baca tapi sudah mengenal aksara ; tiap baliho, iklan, dan nama toko yang berjajar di jalan selalu kutanyakan.  Bersyukur alhamdulillah, Bapak dan Ibuk sabar menghadapi Wening kecil yang banyak tanya. Sampe sekarang sih, wkwk.  Perjalanan suka buku dan jatuh cinta pada membaca bukanlah suatu yang instan di hidupku. Selain difasilitasi berbagai bacaan seperti buku dongeng, majalah anak, komik sains, dan langganan koran (yaa... dulu aku suka baca koran, judulnya saja, wkwk kalau yang baca keseluruhan Bapak). Ibuk sering mendongeng sebelum tidur. "Man Paman", "Anoman Obong", "Kancil Nyolong Timun", "Keong Mas", "Bawang Putih Bawang Merah", dan ...

Nyamuk dan kaitannya dengan Geodesi :)

Sebagai seorang yang menekuni bidang geospasial (Geodesi dan Geomatika), membuat peta sudah jadi makanan sehari-hari. Mblenek, hampir muntah. Nggak deng, canda :). Sistem Informasi Geografis (SIG) atau kalau dalam bahasa Inggris disebutnya Geographic Information System (GIS) jadi salah satu mata kuliah yang kayaknya semakin kesini semakin kesana. Maksudnya semakin lintas jurusan. Bukan tanpa alasan sih, sebenarnya penerapan SIG bisa banget di berbagai bidang. Mulai kesehatan, sosial, ekonomi, budaya, industri, pendidikan, dan banyak lah pokoknya. Selama manusia masih berpijak di atas bumi ini (lah kok kayak lagu... hehe), masih sering nanya "KAMU DI MANA?", ilmu ini akan terus bermanfaat untuk manusia. Sesuai dengan namanya, SIG memanfaatkan data lokasi (geografis) untuk memperoleh informasi yang nantinya dapat diaplikasikan sesuai kebutuhan.  Intermezonya sudah dulu, lanjut cerita terkait SIG. Beberapa bulan ini, seorang teman dari fakultas kesehatan mengajak saya berdiskusi...